Pernah dengar soal Pulau Komodo? Pulau Eksotis yang faktanya merupakan habitat asli bagi hewan endemik Komodo yang ga bakal bisa ditemukan dimanapun kecuali di Indonesia. The one and only, Komodo Island. Selain menjadi tempat bermukimnya Komodo, Pulau Komodo ini juga memiliki pantai-pantai yang indah, dan pemandangan bawah laut yang gila seada-adanya. Beragam biota laut yang masih tetap terjaga kelestariannya menjadi penghuni laut di Pulau Komodo. Di kawasan ini terdapat setidaknya lebih dari 253 spesies karang pembentuk terumbu, 70 spesies sponge, dan lebih dari 1.000 spesies ikan. Di kawasan laut Pulau Komodo, hidup berbagai jenis hewan laut langka yang sangat jarang ditemukan di dunia, seperti: dugong, hiu, 14 jenis paus, lumba-lumba, dan beberapa jenis kura-kura. Sayang sekali, dalam hidup kita yang cuman sekali. Kita ga pernah nyobain ke pulau ini. Komodo, Let’s go.
Perjalanan ke Komodo dimulai dari mencari tiket pesawat yang murah meriah. Tapi sangat disayangkan. Tiket kesana ga ada yang murah. Saya dan ketiga teman saya kemudian memutar otak. Dan akhirnya kami mendapatkan ide memecah rute perjalanan kami agar pas dengan budget liburan. hehehehe. Dari Jakarta kita terbang menuju Lombok, dan dari Lombok kami akan melanjutkan perjalanan ke Komodo menggunakan jalur darat (Bis). Setelah semua setuju, kita pun berangkat.
Sesampainya di Bandara Lombok, kami melanjutkan perjalanan ke Terminal Mandalika yang ada di Lombok. Sampai disana seperti biasa. Puluhan calo langsung mendekat dan memberi penawaran. Tapi untung saja kami berempat sudah membelinya di agen terdekat. Jadi tinggal naik saja ke bis dan duduk dengan tenang. Tujuan pertama kita adalah Kabupaten Bima yang ada di ujung Sumbawa sana. Sebelum itu kita mesti menyebrang dari Pelabuhan Kayangan yang ada di Lombok untuk mencapai Sumbawa. Setelah itu naik minibus menuju Pelabuhan Sape. Dan menyebrang dengan fery menuju Labuan Bajo. Bis menuju Bima, Sumbawa berharga 150 ribu rupiah. Sudah kumplit dengan tempat duduk yang nyaman dan AC serta kamar mandi di dalam bis. Namun kamar mandi disini sangat sulit sekali digunakan. Sebab sempit dan bakal selalu bergoyang. Hingga tak fokus dan menyebabkan pancuran air seni kemana-mana. Maklum supirnya ganas, jalanan pun berkelok-kelok.
Setelah sampai di ujung Lombok, tepatnya di Pelabuhan Kayangan. Semua penumpang bakal disuruh turun dari bis. Bawa barang-barang berharga anda bersama dengan anda. Perjalanan dari Kayangan menuju Sumbawa paling cepat adalah satu jam. Diatas sini banyak sekali para pengamen. Mulai dari mereka yang menyanyikan lagu Lombok I Love You. Lagu yang dibuat Steven n coconut trezz untuk mengapresiasi keindahan Lombok Sampai lagu wali Aku Bukan Bang Toyib.
Shubuh hari kita sudah sampai di Bima. Turun bis semua penumpang sudah langsung di serbu para calo. Ada yang menawarkan transport ojek. Cidomo (Becak kuda a.ka andong). Tapi jangan khawatir. Disekitar situ sudah ada mini bus yang nangkring menuju Pelabuhan Sape. Nama maskapai pemberangkatannya sama persis dengan bus besar yang mengantarkan kita ke sini. Hampiri keneknya dan negosiasi. Dia buka harga 20 ribu tawar saja 15 ribu sambil bawa embel-embel mahasiswa. Dia mengiyakan dan kita berempast siap berangkat menuju Pelabuhan Sape. Dari Bima ke Pelabuhan Sape sekitar 3 jam
Sampai Pelabuhan Sape tak banyak calo. Cukup kondusif dan aman. Segera beli tiket penyebrangan ke Labuan Bajo. Karena kapal fery ke sana hanya ada sehari sekali. Harga tiketnya 46 ribu. Perjalanan ke Labuan Bajo akan memakan waktu 8 jam. Jadi usahakan sarapan di Sape. Disini banyak warung-warung nasi. Sebab di atas kapal, harga-harganya akan melambung tinggi 2 kali lipat dari biasanya.
Sebelum merapat ke Labuan Bajo. Bermodalkan nekad dan aksi-aksi sok akrab. Akhirnya kami mendapatkan rekomendasi penginapan dari seorang kawan. Namanya Bang Daniel. Secara kasat mata umurnya sekitar 40 tahunan. Namun ia tak mau dikata om. Panggil dia abang. Bang Daniel ini adalah pelatih bela diri untuk para tentara yang ada di Ende, NTT. Mangkanya, waktu pas turun dari kapal fery. Sudah ada orang yang menjemputnya. Ia mengantarkan kami menuju sebuah penginapan bernama Kharisma. Sekilas gedung 2 tingkat ini seperti restoran. Memang ia restoran dilantai bawahnya. Tapi lantai 2 mereka sihir menjadi penginapan 6 kamar. Dengan 1 kamar mandi luar. Harganya juga cukup terjangkau 35 ribu untuk sehari menginap. Fasilitasnya ada kasur kapuk cukup untuk 2 orang. Dan sebuah kipas angin. Penginapan ini sangat dekat dengan pelabuah kapal fery. Dan juga sangat dekat dengan pelabuhan kapal-kapal nelayan yang bakal disewakan untuk berpetualang ke Pulau-pulau gokil yang ada di sekitar Labuan Bajo. Termasuk Pulau Rinca, Pulau Komodo, Pulau Bidadari, dan banyak lagi.
Pulau-pulau kecil yang bisa kita lihat saat perjalanan menuju Labuan Bajo
Hari itu sudah sore hari. Dan pemilik penginapan menyarankan kita untuk cepat-cepat menyewa kapal sebelum malam. Biar besok pagi sudah langsung bisa berangkat. Setelah berbenah diri kami pun langsung menuju Pelabuhan penyewa kapal. Kata pemilik penginapan yang mangkal di paling kiri adalah deretan kapal-kapal murah. Ada 3 pangkalan disitu. Langsung kami menghampiri deretan kapal murah. Seketika ada yang menghampiri kami. Seorang yang menyebut dirinya captain. Setelah banyak bertanya-tanya ia langsung pasang harga 1,2 juta untuk pelayaran full day ke pulau Komodo dan Pink Beach. Wait, What? Penawaran langsung menjadi alot. Tapi ia tetap bersikukuh, Ia lalu mengalihkan penawaran ke temannya. Temannya mau menerima tawaran kami sebelumnya 1 juta untuk pelayaran Full day ke Pulau Komodo dan Pink Beach. Deal, setelah itu kami langsung bertukar nomer hape. Namanya Bang Yadin. Orangnya asik dan bersahaja.
Sore di Labuan Bajo
Jam 8 teng kapal berangkat menuju komodo. Bang Yadin sering menyarankan agar kita pergi ke Pulau Rinca saja. Sebab jalan ke Pulau Komodo ombaknya sedang tidak bersahabat. Harus pakai speedboat kalo mau aman menuju kesana. Butuh 4 jam menuju komodo. Disepanjang jalan banyak pulau pulau kecil berpenduduk maupun tidak. Yang jelas setiap pulau punya pantai yang bagus atau karang-karang yang mengagumkan. Belum sampai setengah perjalanan kita sudah dihantam ombak-ombak besar. Awalnya sih santai. Cuman makin lama makin ganas sampai-sampai hempasan ombak masuk ke kapal dan memandikan kita. Dan akhirnya kami menyerah. Sebelum kapal terbalik dan menewaskan kami yang tak ahli betul berenang ditengah laut. Kami mengubah rute perjalanan kami. Melihat-lihat Komodo dan habitatnya di Pulau Rinca. Dan menikmati snorkling ajib di pulau Bidadari. Penawaran yang bagus juga. Dengan harga yang sama.
Dermaga Pintu Masuk Pulau Rinca
Sampai di Pulau Rinca. Masuk dikenakan biaya 10 ribu rupiah saja. Ada satu ranger a.ka pawang yang akan menemani kita. Untuk pembayaran pawang beda lagi ceritanya. Jadi siapkan uang lebih coy. Pawang akan dipersenjatai dengan tongkat panjang bercabang dua di ujungnya. Komodo sangat takut dengan tongkat bercabang. Ada pilihan jalur track yang ditawarkan sang pawang. Biasanya bule-bule mintanya track 5 jam. Tapi mumpung kita tak lama juga. Kita memilih track 1,5 jam saja. Masuk jalur track kita sudah disambut oleh 5 komodo yang sedang berebut daging di pos dapure penjaga. Widihhhh, melihat langsung binatang ini hukumnya adalah fardhu ain hukumnya. Sangar, beringas, kejam, elegan. Perawakannya malas. Cuman jika ada mangsa. Gerakannya secepat kilat menyambarnya. Ia tak punya bisa cuman bakteri yang bersatu dengan air liurnya. Biasanya berat, Komodo berkisar diantara 70 kilogram. Ukuran paling besar untuk spesies kadal yang ada di Dunia. Sisik-sisik komodo, beberapa di antaranya diperkuat dengan tulang. Memiliki sensor yang terhubung dengan saraf yang memfasilitasi rangsang sentuhan. Sisik-sisik di sekitar telinga, bibir, dagu dan tapak kaki memiliki tiga sensor rangsangan atau lebih. Jadi yang sedang haid jangan terlalu dekat dengan habitat Komodo.
Komodo National Park
Reptil besar ini dapat berlari cepat hingga 20 kilometer per jam pada jarak yang pendek. Berenang dengan sangat baik dan mampu menyelam sedalam 4.5 meter. Komodo adalah binatang karnivora sekaligus kanibal. Kadang ia memakan saudaranya sendiri yang sudah lemah atau yang sudah mati. Puas melihat Komodo kita langsung melanjutkan tracking yang belum rampung. Selama perjalanan kita bisa melihat kerbau liar yang tubuhnya sangat besar sekali. Sebesar truck hino sodara-sodara. Tanduknya saja sangat besar dengan ujung yang runcing. Jangan ganggu ia, sebab ia masih sangat liar. Salah sedikit anda bisa diseruduk dan seketika tewas.
Pos Komodo
Komodo
Setelah melewati bagian yang berhutan lebat sampailah kita di hutan tandus. Hanya ada rumput-rumput liar. Dan tanah yang gersang dan panas. Jalanan menanjak ke atas dan berbatu-batu. Hati-ati saat melangkah, sebab jika jatuh akan langsung jatuh terpelanting sampai ke bawah. Kelelahan terbayar sudah saat kita sampai di puncak bukit. Ada 3 danau yang bisa kita lihat disana. Tapi percayalah, itu bukan danau. Itu adalah selat yang menghubungkan pulau-pulau di sekitar pulau Rinca. Karena pulaupulau tersebut begitu rapat. Dan posisi kita melihat cukup jauh. Jadilah terlihat pemandangan 3 danau yang indah.
Suasana Trecking Pulau Komodo
Setelah itu kita langsung menuju ke bawah dan pulang. Bang Yadin sudah menanti di dekat kapal. Sepanjang perjalanan dialah yang menjadi tukang ambil foto kami. Selepas menelusuri pulau Rinca kita lalu menuju Pulau Bidadari. Keindahan karang-karang di daerah ini sudah terkenal sampai manca negara. Surganya snorkling. Kapal yang berlabuh tak boleh terlalu dekat dengan pantai. Takutnya bisa merusak atau tertabrak karang. Nelayan dilarang keras menangkap ikan apalagi merusak terumbu karang disini. Kami yang sudah menyiapkan alat snorkling langsung berganti baju.
Ada surga di bawah sini. Karangnya masih menjulang tinggi dan sangat alami. Warnanya juga bervariasi. Hati-hati saja, jangan sampai tubuh anda terbentur karena karangnya begitu dekat. Hewan-hewan yang ada disini juga sangat beragam. Seperti menonton film Finding Nemo saja. Tapi versi realnya. Kalo diumpamakan dengan liga itali bisa dibilang view ini bukan siaran Video Streaming. Ada ikan badut yang sedang bergerombolan, ikan tembus pandang, ikan pelangi. Bahkan pemangsa air berbentuk ulat yang bersembunyi di dasar tanah.
Sudah jam setengah 6. Dan semuanya terbalas dengan sunset yang kita lihat saat menuju jalan pulang Ke Labuan Bajo. Sungguh indah daerah ini. Dan masih banyak lagi tempat yang belum kita jamah keindahannya karena keterbatasan dana. Hahaha. Malam terakhir kita habiskan dengan mencoba kuliner Labuan Bajo. Adalah Ikan Katamba Bakar yang bakal kita cicipin. Tempatnya tak jauh dari pelabuhan masih disekitar jalan utama di Labuan Bajo. Tempat ini adalah rekomendasi dari bang yadin. Kapten kapal yang membawa kita ke Pulau Rinca tadi pagi. Satu porsinya adalah 50 ribu rupiah. Udah termasuk nasi dan kobokan. Hmmmmm, aromanya nusuk banget dah dan setelah 20 menit menunggu. Akhirnya Ikan Katamba ini disajikan ke hadapan kita. Kulit luarnya tebal dan licin. Tapi dibalik itu, ada daging segar nan lezat dan harum. Olahan asli anak kampung sini. Bumbunya meresap. Dipadu sambal kecap. Beuuuhhhh, maknyosss. Tak ada bau amis, beda banget sama ikan yang dijual di warteg dah. Hahahaha. Setelah makan kita pulang. Istirahat yang cukup karena besok kami harus kembali ke Lombok lagi. Semoga dilain kesempatan ada kesempatan lagi menginjakan kaki disini lagi.